Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Karena rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan dan dapat menyusun makalah tentang “studi kasus yang terjadi di sekolah”. Guna memenuhi tugas mata kuliah Menejemen BK.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan maklah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karen itu, penulis mengharapkan saran dan kritik membangun yang dtunjukan demi kesempurnan makalah ini. semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semua pihak.
Bangko , 26 mei 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
…………………………………………………………………... 1
DAFTAR ISI
…………………………………………………………………………… 2
BAB
I PENDAHULUAN
…………………………………………………………. 3
- Latar belakang ………………………………………………………………….. 3
BAB II
PEMBAHASAN…………….……………………………………………… .
4
- Teori Tentang Bimbingan Konseling …………………………………………. .. 4
2.
Permasalahan
atau kasus ………………………………………………….
7
BAB
III PENUTUP ……………………………………………..………………. ….. ..
9
- Penyelesaian ……………………………………………………………………. 9
- Kesimpulan ………………………………………..……………………………. 13
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………..
14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Banyaknya permasalahan yang
muncul di bidang pendidikan akhir-akhir ini merupakan salah satu tanda bahwa
pendidikan yang terjadi di sekolah perlu ditinjau ulang. Pendidikan kita telah
dinilai tidak berhasil membangun karakter bangsa. Kurikulum sekolah yang
menempatkan pendidikan agama, pendidikan moral pancasila, serta peran bimbingan
penyuluhan belum sepenuhnya menghasilkan anak didik yang beraklak mulia.
Krisisnya rasa hormat kepada guru, banyaknya anak yang nyontek dalam ulangan
atau ujian nasional adalah bukti sedikit gambaran tidak efektifnya mata
pelajaran-mata pelajaran tersebut. Dalam pemberian bimbingan konseling diperlukan dasar - dasar
yang dapat digunakan sebagai acuan dalam proses pemberian bimbingan.
Prinsip-prinsip yang digunakan untuk mengambil langkah dengan memperhatikan
masalah dari berbagai prespektif atau sudut pandang tertentu yang biasa disebut
dengan teori-teori bimbingan konseling. Oleh karena itu,dalam makalah ini yang
akan dibahas adalah mengenai teori-teori konseling.
Dalam
pemberian bimbingan konseling diperlukan dasar - dasar yang dapat digunakan
sebagai acuan dalam proses pemberian bimbingan. Prinsip-prinsip yang digunakan
untuk mengambil langkah dengan memperhatikan masalah dari berbagai prespektif atau
sudut pandang tertentu yang biasa disebut dengan teori-teori bimbingan
konseling. Oleh karena itu,dalam makalah ini yang akan dibahas adalah mengenai
teori-teori konseling.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Tentang Bimbingan Konseling
Lahirnya suatu teori mempunyai
kaitan dasar pribadi, sosiologis, dan filosofis. Ciri khas yang ditampilkan
oleh beragam teori sangat dipengaruhi oleh kepribadian pembuatnya, kehidupan
dan lingkungan sekitarnya, serta cara pandang pengarang dalam berfilsafat.
Munculnya teori-teori dalam konseling sendiri bersamaan dengan awal munculnya
Bimbingan Konseling yaitu pada abad ke 20.
Berikut ini adalah teori – teori dalam Bimbingan Konseling :
1.
Teori Psikoanalisis
Teori
Psikoanalisis merupakan teori kepribadian yang paling komprehensif yang
mengemukakan tentang tiga pokok pembahasan yaitu struktur kepribadian, dinamika
kepribadian, dan perkembangan kepribadian.(Alwisol,2004,p.15). Psikoanalisis
sering juga disebut dengan Psikologi Dalam, karena pendekatan ini berpendapat
bahwa segala tingkah laku manusia bersumber pada dorongan yang terletak jauh di
dalam ketidaksadaran.
2.
Teori Analisis Transaksional
Teori Analisis Tansaksional
(transactional analysis) merupakan teori yang dapat digunakan pada seting
individual maupun kelompok.Teori ini melibatkan kontrak yang dikembangkan oleh
konseli yang dengan jelas menyebuttkan tujuan dan arah dari proses terapi.
Selain itu juga memfokuskan pada pengambilan keputusan di awal yang dilakukan
oleh konseli untuk menekankan pada kapasitas konseli untuk membuat keputusan
baru. Analisis transaksional menekankan pada aspek kognitif, rasional dan
tingkah laku dari kepribadian.
Dengan demikian, analisis
transaksional adalah metode yang digunakan untuk mempelajari interaksi antar
individu dan pengaruh yang bersifat timbale balik yang merupakan gambaran
kepribadian seseorang.
3.
Teori Behavioral
Behaviorisme
adalah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh John B. Watson pada tahun
1913 dan digerakkan oleh Burrhus Frederic Skinner. Sama halnya dengan
psikoanalisa, behaviorisme juga merupakan aliran yang revosilusioner, kuat dan
berpengaruh, serta memiliki akar sejarah yang cukup dalam. Sejumlah filsuf dan
ilmuwan sebelum Watson dalam satu dan lain bentuk telah mengajukan gagasan –
gagasan megenai penekatan objektif dalam mempelajari manusia berdasarkan
pandangan yang mekanistik dan materialistis, suatu pendekatan yang menjadi
cirri utama dari behaviorisme.
Behaviorisme
memandang bahwa ketika dilahirkan, manusia pada dasrnya tidak memiliki bakat
apa- apa. Manusia akan berkembang berdasarkan stimulus yang diterimanya dari
lingkungan sekitarnya.
4.
Teori Rational-Emotive Behavior
Therapy
Teori
Rational-Emotive Behaviot Therapy (REBT) adalah teori behavior kognitif yang
menekankan pada keterkaitan anatara perasaan, tingkah laku dan pikiran. Teori
Rational-Emotive Behaviot Therapy (REBT) dikembangkan oleh Albert Ellis melalui
beberapa tahapan. Pandangan dasar teori ini tentang manusia adalah bahwa
individu memiliki tendensi untuk berpikir irasional yang salah satunya didapat
melalui belajar social. Disamping itu, individu juga memiliki kapasitas untuk
belajar kembali untuk berpikir rasional. Pendekatan ini bertujuan untuk
mengajak individu untuk mengubah pikiran – pikiran irasionalnya ke pikiran yang
rasional melalui teori GABCDE.
5.
Teori Realitas
Teori
realitas dikembangkan oleh William Glasser, seorang psikolog dari California.
Ciri yang sangat khas dari teori ini adalah tidak terpaku pada kejadian –
kejadian masa lalu, tetapi mendorong konseli untuk menghadapi realitas. Teori
ini juga tidak member perhatian pada motif – motif bawah sadar sebagaimana
pandangan kaum psikoanalisis. Akan tetai, lebbih menekankan pada pengubahan
tingkah laku yang lebih bertanggung jawab dengan merencanakan dan melakukan
tindakan – tindakan tersebut.
6.
Teori Eksistensial-Humanistik
Teori
Eksistensial-Humanistik pada hakikatnya mempercayai bahwa individu
memiliki potensi untuk secara aktif memilih dan membuat keputusan bagi dirinya
sendiri dan lingkungannya. Teori ini sangat menekankan tentang kebebasan yang
bertanggung jawab. Jadi, individu diberikan kebebasan seluas – luasnya dalam
melakukan tindakan, tetapi harus berani bertanggung jawab sekalipun menanggung
resioko bagi dirinya.
7.
Teori Terapi Berpusat pada Klien
(Client-Centered)
Client-Centered
Therapy sering juga sering disebut psikoterapi non directive yaitu suatu meode
perwatan psikis yang dilakukan dengan cara berdialog antara konselor dengan
klien, agar tercapai gambaran yang serasi antara ideal self (diri klien yang
ideal) dengan acual self (diri klien sesuai kenyataan yang sebenarnya.
8.
Teori
Gestalt
Teori
gestalt adalah terapi eksistensial yang berlandaskan premis, bahwa individu
harus menemukan caranya sendiri dalam hidup dan menerima tanggung jawab pribadi
jika individu ingin mencapai kedewasaan. Teori ini disebut juga experiental, di
mana konseli merasakan apa yang mereka rasakan, pikirkan dan lakukan pada saat
konseli berinteraksi dengan orang lain.
9.
Teori Elektik
Teori elektik juga dikenal sebagai konseling integratif. Hal
ini tentu saja disebabkan karena orientasi teori elektik adalah penggabungan
teori – teori konseling dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan pada
masing – masing teori – teori tersebut.
B.
Permasalahan atau kasus
Melanggar
tata tertib
Kasus yang sering terjadi di Sekolah Menengah Atas Kemungkinan
sebabnya adalah tidak begitu memahami kegunaan masing-masing aturan atau tata
tertib yang berlaku di sekolah tersebut, aturan tersebut tidak didiskusikan
dengan siswa sehingga siswa hanya terpaksa mengikutinya, siswa yang
bersangkutan terbiasa hidup terlalu bebas, baik di rumah maupun di masyarakat,
tindakan yang dilakukan terhadap pelanggaran terlalu keras sehingga siswa
mereaksi secara tidak wajar (negatif), khusus perkembangan remaja yang agak
“sukar diatur” tetapi “belum dapat mengatur diri sendiri”, dan ketidaksukaan
pada mata pelajaran tertentu dilampiaskan pada pelanggaran terhadap tata tertib
sekolah. Akibat yang akan terjadi adalah tingkah laku siswa makin tidak
terkendali, terjadi kerenggangan hubungan antara guru dan murid, suasana
sekolah dirasakan kurang menyenangkan bagi siswa, proses belajar-mengajar
terganggu, kegiatan belajar siswa terganggu, nilai rendah, tidak naik kelas, dan
terlambat masuk sekolah. Perilaku menyimpang pada dasarnya merupakan
kegagalan sistem pengontrol diri anak terhadap dorongan-dorongan instingtifnya,
mereka tidak mampu mengendalikan dorongan-dorongan instingtignya
dan menyalurkan kedalam perbuatan yang bermanfaat. Akibat adanya
perubahan fisik dan kelenjar, emosi sangat kuat dan susah terkendali dan
kadang-kadang tidak irasional. Contohnya mudah marah, mudah dirangsang,
emosinya seiring tidak terkontrol. Contoh di suatu Sekolah terdapat seorang
siswi yang hamil, jika merujuk pada pendekatan disiplin maka siswi tersebut
akan dikeluarkan dari sekolah, namun dengan Bimbingan dan Konseling ,
diharapkan siswi tersebut dapat tumbuh pemikiran yang positif terhadap maslaah
yang menimpanya. Misalnya secara sadar menerima resiko yang terjadi, dan
keinginan untuk tidak menggurkan kandungannya karena dapat membunuh janin yang
tidak berdosa dan membahayakan dirinya senidri. Meskipun keputusan sekolah
siswa tersebut harus keluar dari sekolah.
BAB III
PENUTUP
Penyelesaian
A.
Konseling Individual
Konseling
individual adalah proses belajar melalui hubungan khusus secara pribadi dalam
wawancara antara guru BK dan siswa. Siswa yang mengalami masalah pribadi yang
sulit atau tidak bisa diselesaikan sendiri, kemudian meminta bantuan kepada
guru BK sebagai petugas yang profesional dalam jabatannya dengan pengetahuan
dan keterampilan psikologi. Dalam konseling diharapkan siswa dapat mengubah
sikap, keputusan diri sendiri sehingga ia dapat lebih baik dalam menyesuaikan
diri dengan lingkungannya dan memberikan kesejahteraan pada diri sendiri dan
masyarakat di sekitarnya. Menurut Nurihsan (2007, hlm. 11) teknik yang
digunakan dalam konseling individual yaitu: Menghampiri siswa, empatirefleksi,
eksplorasi, menangkap pesan utama, bertanya untuk membuka percakapan, bertanya
tertutup, dorongan minimal, interpretasi, mengarahkan, menyimpulkan sementara,
memimpin, memfokus, konfrontasi, menjernihkan, memudahkan, diam, mengambil
inisiatif, memberi nasihat, memberi informasi, merencanakan, dan
menyimpulkan. Secara umum Nurihsan (2007) membagi proses konseling
individual ke dalam tiga tahapan yaitu:
1)
Tahap awal konseling
Adapun yang dilakukan guru BK dalam
proses konseling tahap awal adalah sebagai berikut:
(a) Membangun
hubungan konseling dengan melibatkan siswa yang mengalami masalah
(b) Memperjelas dan
mendefinisikan masalah
(c) Membuat
penjajakan alternatif bantuan untuk mengatasi masalah
(d) Menegosiasikan
kontrak
2)
Tahap Pertengehan Konseling (Tahap Kerja)
Tujuan pada tahap pertengahan ini
adalah sebagai berikut:
(a) Menjelajahi
dan mengeksplorasi masalah serta kepedulian siswa dan lingkungannya dalam
mengatasi masalah tersebut.
(b) Menjaga agar
hubungan konseling selalu terpelihara.
(c) Proses konseling
agar berjalan sesuai kontra
3)
Tahap Akhir Konseling
Menurut Cavanagh (dalam Nurihsan,
2007, hlm. 15) menyebut tahap ini dengan istilah termination. Pada tahap
ini, konseling ditandai oleh beberapa hal berikut:
(a) Menurunnya kecemasan
siswa. Hal ini diketahui setelah guru BK menanyakan keadaan kecemasannya.
(b) Adanya perubahan
perilaku yang jelas ke arah yang lebih positif, sehat, dan dinamik.
(c) Adanya tujuan
hidup yang jelas di masa yang akan datang dengan program yang jelas pula.
(d) Terjadinya perubahan sikap
positif terhadap masalah yang dialaminya, dapat mengoreksi diri dan meniadakan
sikap yang suka menyalahkan dunia luar, seperti orang tua, teman, dan keadaan
yang tidak menguntungkan.
Tujuan
tahap akhir ini adalah memutuskan perubahan sikap dan perilaku yang tidak
bermasalah. Adapun tujuan lainnya dari tahap ini adalah:
(a) Terjadinya transfer
of learning pada diri siswa.
(b) Melaksanakan
perubahan perilaku siswa agar mampu mengatasi masalahnya.
(c) Mengakhiri
hubungan konseling.
B. Konsultasi
Konsultasi merupakan salah satu
strategi bimbingan yang penting sebab banyak masalah karena sesuatu hal akan
lebih berhasil jika ditangani secara tidak langsung oleh guru BK. Konsultasi
dalam pengertian umum dipandang sebagai nasihat dari seseorang yang
profesional. Pengertian konsultasi dalam program bimbingan dipandang sebagai
suatu proses menyediakan bantuan teknis untuk guru, orang tua, administrator,
dan guru BK lainnya dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang
membatasi efektivitas siswa atau sekolah. Menurut Nurihsan (2007) ada delapan
tujuan konsultasi, yaitu:
1) Mengembangkan
dan menyempurnakan lingkungan belajar bagi siswa, orang tua, dan administrator
sekolah.
2) Menyempurnakan
komunikasi dengan mengembangkan informasi diantara orang yang penting.
3) Mengajak bersama
pribadi yang memiliki peranan dan fungsi yang bermacam-macam untuk
menyempurnakan lingkungan belajar.
4)
Memperluas layanan dari para ahli.
5)
Memperluas layanan pendidikan dari guru dan administrator.
6)
Membantu orang lain bagaimana belajar tentang perilaku.
7) Menciptakan suatu
lingkungan yang berisi semua komponen lingukngan belajar yang baik.
8)
Menggerakkan organisasi yang mandiri.
Langkah proses konsultasi menurut Nurihsan (2007) yaitu:
1)
Menumbuhkan hubungan berdasarkan komunikasi dan perhatian pada siswa.
2)
Menentukan diagnosis atau sebuah hipotesis kerja sebagai rencana kegiatan.
3)
Mengembangkan motivasi untuk melaksanakan kegiatan.
4)
Melakukan pemecahan masalah.
5)
Melakukan alternatif lain apabila masalah belum terpecahkan.
Pendekatan
merujuk pada tata tertib dan aturan sekolah, penegakan sanksi terhadap
penyimpangan perilaku yang terjadi pada siswa perlu dilakukan untuk mencegah
penyimpangan-penyimpanagan yang akan terus terjadi. Namun perlu diingat bahwa
sekolah bukanlah lembaga hukum.
Pendekatan
Bimbingan dan Konseling, berbeda dengan pendekatan sanksi yang diberikan kepada
siswa sebagai akibat untuk efek jera, dalam bimbingan dan konesling justru
lebih mengutamakan pemberian bantuan, upaya, penyembuhan terhadap
maslah-masalah yang sedang dihadapi siswa. Pendekatan Bimbingan Konseling tidak
sedikitpun melakukan sanksi apapun tetapi lebih menekankan kepada kualitas
hubungan antara konselor dan konseli (siswa). Sehingga sedikit demi sedikit
siswa bisa menerima, lebih terbuka dan tecapainya peneysuaian diri antara
dirinya dan konselor.
KESIMPULAN
Berkembangnya
teori – teori Bimbingan konseling serta Psikologi mendorong pengembangan teori
– teori pendekatan klasik, sehingga muncullah berbagai teori konseling.
Munculnya teori – teori dalam konseling dapat berupa pengembangan dari teori
yang telah ada, kritik terhadap teori maupun pengembangan teori.
Berlangsungnya proses belajar mengajar di
dalam kelas dengan suasana yang harmonis dimana guru dapat menyampaikan bahan
pelajaran dengan baik dan murid dapat belajar atau mendengarkan materi yang
disampaikan oleh guru dengan baik pula tergantung sekali kepada disiplin kelas.
Kelas yang tidak berdisiplin sudah tentu kegiatan belajar mengajarnya pun akan
menjadi kacau dan tidak menentu pula. Guru sering tidak masuk mengajar,
murid-murid sering datang terlambat. Tugas-tugas seperti piket kelas tidak
dilaksanakan sehingga kelas menjadi kotor dan sebagainya. Dalam rangka untuk
menciptakan suasana kelas yang efektif bagi berlangsungnya proses belajar
mengajar, maka disiplin kelas perlu ditegakkan baik oleh guru maupun
murid-murid.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam
pembinaan disiplin kelas adalah:
§
Mengadakan perencanaan bersama antara guru
dengan siswa.
§
Mengembangkan kepemimpinan dan tanggung jawab
pada siswa.kewajibannya.
§
Membiasakan siswa untuk berpartisifasi sesuai
dengan kemampuannya
§
Memberikan dorongan kepada siswa untuk
mengembangkan pengettahuan dan keterampilan.
DAFTAR
PUSTAKA
terimakasih materinya bermanfaat..
BalasHapus